Lubang ini sebenarnya
lebih tepat disebut terowongan (bunker) Jepang. Dibangun tahun 1942 untuk
kepentingan pertahanan tentara Jepang dalam PD II dan perang Asia Timur Raya
(Dai Tora Senso) atas perintah pemerintah militer Angkatan Darat Jepang
(Tentara Kedua Puluh Lima) untuk Sumatera berkedudukan di Bukittinggi dengan
Komandan Tentara Pertahanan Sumatera Jend. Watanabe. Terakhir komandemen
militer se Sumatera dipimpin oleh Seiko Seikikan Kakka yaitu Jend. Kabayashi,
Walikota terakhir Sito Ichori. Bukittinggi dengan nama Shi Yaku Sho meliputi
Kurai Limo Jorong dan juga mencakup Ngarai Sianok, Gaduik, Kapau, Ampang
Gadang, Batutaba dan Bukit Batabuah. Lubang Jepang memiliki panjang
sekitar 1400 m dan lebar ± 2 m.
Lobang Jepang panorama yang berada di Jalan Panorama, Kelurahan Bukit
Cangang kayu Ramang, kecamatan Guguk Panjang Kota
Bukittinggi.
Para
pekerjanya kebanyakan didatangkan dari Jawa yang dibawa Jepang untuk bekerja
secara paksa membuat terowongan sepanjang 1.470 m dalam waktu cukup singkat,
sehingga memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Goa
atau lobang Jepang ini dibuat pada kedalaman 40 – 50 m di bawah tanah bercadas
yang cukup keras.
Di
dalam terowongan yang garis tengah dan tingginya 2 m terbagi menjadi 20 kamar
yang terdiri dari kamar tidur, ruang persembunyian, ruang perawatan, ruang
dapur, ruang penjara dan gudang amunisi. Ruangannya sengaja dibuat berliku-liku
dengan sejumlah ruangan jebakan
Dua
mulut terowongan yang sampai saat ini dapat di lihat, satu mengarah ke Ngarai
Sianok dan yang lainnya merupakan pintu yang mengarah ke Pusat Kota
Bukittinggi. Fngsi dari mulut terowongan selain sebagai pintu masuk juga
sebagai ventilasi untuk mengawasi dunia luar.
Lobang
Jepang ini sekarang berfungsi sebagai tempat wisata. Menjadi satu bagian dengan
obyek Wisata Taman Panorama.
0 komentar:
Posting Komentar